Anastacia.
Kau disini untuk bercerita tentang dirmu.
Yang ditutupi kabut.
Kau disini.
Ya, disini.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Anastacia lelah. Lelah sekali.
Soal kimia di hadapannya dilihat dengan muak. Soalnya lumayan sulit karena ia tak mengerti apa yang harusnya ia tulis. Kali ini nilai kimianya akan rendah.
Tapi inilah terakhir kalinya nilainya rendah.
Besok pagi Anastacia akan angkat kaki dari sini dengan segera. Segera. Secepat mungkin...
Pagi esok dia akan pulang. Tapi hanya untuk sementara. 2 minggu.
"...yang melegakan,"pikirnya
"Aku harus bawa buku apa ya?"
"Hmm..."
"Biarlah nilaiku kali ini rendah, tapi besok adalah saatnya aku balas dendam pada mereka"
"Aku memang tak secerdas mereka tapi aku bisa"
"Akulah Anastacia."
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Anastacia. Kau tak tahu apa yang akan terjadi esok.
Nanti.
Ataupun malam ini.
Keinginanmu kuat, Anastacia.
Dan takdirmu akan berlanjut dan terwujud.
Jumat, 11 September 2009
Anastacia Mitsuhiko
Anastacia.
Anastacia.
Anastacia.
Kau kini telah berubah. Dan kau kini telah menjadi cerita.
Cerita gelapmu, Anastacia.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
"Cia, kau tak pergi ke masjid?" tanya Byan.
"Tidak. Aku lebih tenang shalat di rumah."
"Kau dulu menertawaiku karena tak pergi ke masjid. Sekarang kau yang tak pergi."
"Biarkan aku. Itu urusanku. Wanita tak wajib shalat di masjid."
"Kau memang selalu begitu"
"Bukan urusanmu"
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Anastacia duduk di teras asramanya. Berharap hari Minggu cepat datang agar ia segera pulang ke rumahnya. Asrama ini seperti sebuah penjara baginya. Dikelilingi oleh orang-orang yang aneh dan berwatak ganda.
Byan. Bisa dibilang baik hanya pada saat tertentu. Selebihnya, busuk.
Maicha. Ya, dia memang cerdas. Tapi pelit.
Dylan. Benar-benar bukan orang baik. Ia menganggap semua orang jahat.
dan Anastacia juga berpikiran yang sama dengannya.
Tasha. Sangat emosional dan sering berprasangka buruk.
Chariona. Dibalik kebaikannya, dia sering mengambil kesimpulan dengan cepat.
Kasihan kau, Anastacia. Pikirnya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Anastacia.
Anastacia.
Kau kini telah berubah. Dan kau kini telah menjadi cerita.
Cerita gelapmu, Anastacia.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
"Cia, kau tak pergi ke masjid?" tanya Byan.
"Tidak. Aku lebih tenang shalat di rumah."
"Kau dulu menertawaiku karena tak pergi ke masjid. Sekarang kau yang tak pergi."
"Biarkan aku. Itu urusanku. Wanita tak wajib shalat di masjid."
"Kau memang selalu begitu"
"Bukan urusanmu"
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Anastacia duduk di teras asramanya. Berharap hari Minggu cepat datang agar ia segera pulang ke rumahnya. Asrama ini seperti sebuah penjara baginya. Dikelilingi oleh orang-orang yang aneh dan berwatak ganda.
Byan. Bisa dibilang baik hanya pada saat tertentu. Selebihnya, busuk.
Maicha. Ya, dia memang cerdas. Tapi pelit.
Dylan. Benar-benar bukan orang baik. Ia menganggap semua orang jahat.
dan Anastacia juga berpikiran yang sama dengannya.
Tasha. Sangat emosional dan sering berprasangka buruk.
Chariona. Dibalik kebaikannya, dia sering mengambil kesimpulan dengan cepat.
Kasihan kau, Anastacia. Pikirnya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Langganan:
Postingan (Atom)